Being different will not kill you

Being honest becomes a horrible thing sometimes. Tapi justru ketidakjujuranlah yang menjadikan hidup kita lebih 'horrible'. At least, be honest to yourself! Contoh kecil aja nih, kamu jujur kalo kamu masih sibuk stalking mantan yang udah lama putus!
Entah kamu stalking di akun fesbuk, twitter, atau bahkan nyari-nyari info terbaru tentang mantan dari temen-temennya mantan. See? Berani gak?

Well, saya gak akan bahas tentang mantan karena saya adalah salah satu ciptaan Tuhan yang paling gengsi untuk bahas mantan. Being single is not the end of the world, fellas. Fyi!
Seperti judul postingan saya, "Being different will not killing you", dan yes I'll talk about difference.
Berbeda disini bisa mencakup hal apa aja. Termasuk berbeda agama, suku, ras, selera musik, selera cewek, selera cowok, atau bahkan  orientasi seksual.

 Got it? Yes. Orientasi seksual. Lebih spesifik lagi, homoseksual...
Disini saya mau sedikit sharing tentang kegundahan saya sehubungan dengan orientasi seks menyimpang.
Setelah saya amati dan telusuri ternyata banyak banget perubahan terjadi didalam lingkungan pergaulan kita yang juga ternyata sangat mampu mempengaruhi orientasi seksual!
Tepatnya orientasi seksual dari kaum cowok!
Easy guys, bukan maksud menyudutkan tapi cuma sekedar mengumbar fakta yang diamini banyak pihak  yang emang mengalami kecenderungan berubahnya orientasi seksual mereka.
Bahkan temen gay di kuliah dulu mengamini kalo banyak dari mahasiswa dilingkungan kampus yang punya kecenderungan orientasi seks menyimpang.
Bukan barang baru sih, cuma tetep aja masih shock kalo ternyata si Ini gay, si Itu juga gay.
Dan menurut temen saya yang udah semenjak semester pertama mengakui ke-gay-annya (yang sangat saya acungi jempol) banyak faktor yang membuat mereka mengalami penyimpangan orientasi seks.

Mengakui kalo diri kita punya sesuatu yang beda itu adalah hal yang luar biasa keren. Misalnya temen saya yang ngaku kalo dia gay! Sebenernya untuk orang seperti saya yang sangat open-minded menerima segala hal perbedaan, untuk ukuran temen saya ini tetep bisa bikin saya berdecak kagum. Gimana enggak? Bayangkan, ditengah-tengah mahasiswa-mahasiswi dikelas yang datang dari beragam latar belakang keluarga (demokrat, agamis, tradisionil, bahkan broken home), temen saya yang gay itu dengan gamblangnya mengakui kalo dia gay, seolah-olah itu adalah obrolan umum yang sering kita temui sewaktu kita lagi nongkrong diwarung kopi atau warteg. Nope! It's something you don't wanna hear and admit that a person like him really exist right next to you. Next to you! But it does exist guys.
Dan saya salut banget atas keberanian dan keluguan dia dalam memandang bahwa perbedaan dalam dirinya bukanlah suatu hal yang menjijikkan dan harus dienyahkan. Menurut saya, malah itu adalah salah satu bentuk pertolongan yang diberikan selain untuk dirinya sendiri juga untuk orang-orang sekitar bahwa menjadi berbeda bukan hal yang patut dibenci. Bukan hal yang dapat membunuhmu, karena perbedaan tidak bisa membunuh. Dirimulah yang membunuh dirimu sendiri. Dirimulah yang memutuskan untuk bermusuhan dengan perbedaan sehingga menimbulkan pembunuhan terhadap diri sendiri atau orang lain. Poor!
Maka sampai sekarang saya masih bangga sama dia karena udah berani mencampakkan pola pikir konservatif yang mengatakan bahwa heteroseksualitas adalah yang paling normal. Walaupun untuk hal ini saya lebih milih menjadi perempuan heteroseks karena lebih cocok dengan saya, tapi bukan berarti saya mendiskreditkan kaum minoritas homoseksual. Pasalnya, menurut saya sih hak dan kewajiban mereka sebagai manusia sama aja seperti kaum 'normal' lainnya. Ini hanya masalah mau menerima atau tidak. Mau bertoleransi atau beroposisi.

Hanya saja yang membuat saya khawatir adalah, ketika masih banyak yang sungkan bahkan malu untuk mengakui kalo mereka adalah lelaki kecenderungan homoseks. So, ini bakal menyusahkan kaum perempuan macam saya yang lagi giat-giatnya mencari jodoh! Nowadays you can't expect a guy as a normal guy at every first time you meet. It takes two or three times to make sure he is normal. Oh Merlin!
Hal ini kadang kala mengganggu sih, karena setiap saya lihat laki-laki yang saya suka setiap kali itu pula terlintas dipikiran saya... "jangan-jangan dia gay..."
See? Susah juga kan yaaa. "Trus, kapan gue punya pacarnya kalo begini teruusss???"

Emang sih gak mudah mengakui perbedaan yang kita punya ke orang lain kalo diri kita sendiri gak bisa terima perbedaan itu. Tapi, at least, kita gak sendirian. Diluar sana banyak banget orang-orang yang jauh dari kata normal, but they proud or theirselves! Mereka tau kalo mereka berbeda dan mereka bisa menerima itu. Seperti temen saya yang gay itu, saya yakin pasti dia juga paham dan nrimo kalo misalnya pengakuan yang dia buat waktu itu gak akan 100% menghasilkan respon yang positif. Pasti bakal ada juga yang  memandang sinis dan jadi agak males temenan sama dia. But hey, he survives as well as the normal one!
Bahkan dia malah membantu saya merevisi pikiran-pikiran konservatif saya yang selama ini saya yakini.
Temen saya juga share, kalo misalnya menjadi gay itu emang udah jadi pilihannya dia. Dia pengen juga sembuh, back to normal, suatu saat nanti.

Ada beberapa faktor yang bisa membuat seorang lelaki itu menjadi gay. Misalnya faktor hormonal. Didalam tubuh kita ini kan terdiri dari dua hormon, testosteron dan esterogen. Tingginya salah satu hormon-hormon tersebut bisa mempengaruhi orientasi seksual kita. Misalnya kalo laki-laki yang ternyata suka sesama jenis, bisa jadi hormon testosteron dan esterogennya tinggi. Jadi, pasti pernah lihat dong lelaki yang feminin atau yang suka kita sebut banci. Sekarang kan banyak banget thu, apalagi di acara-acara musik ditivi sering banget mereka jadi penggembira. Bisa jadi mereka mengalami faktor hormonal tersebut.
Then, faktor yang selanjutnya adalah faktor sakit hati yang teramat dalam sama perempuan! "Duh, kaum gue niii..." Well, emang gak bisa dipungkiri kalo faktor sakit hati bisa jadi pemicu seorang lelaki akhirnya memutuskan menjadi homoseks dan apatis terhadap perempuan. Itu pun bisa terjadi sama kaum perempuan juga. Bukan salah mereka kalo akhirnya berpindah haluan, karena sakit hati yang teramat dalam itu juga menyerang psikis mereka. Terbentuklah pemikiran bahwa mereka gak akan mau lagi berhubungan dengan perempuan dan lebih memilih laki-laki karena dianggap lebih mengerti perasaan mereka secara mereka kan sejenis yaa. Itulah mengapa akhirnya mereka mengubah orientasi seks mereka menjadi homoseks.

Kemudian, faktor lingkungan. Yep! Bisa jadi faktor lingkungan membawa seorang lelaki menjadi seorang gay. Walaupun gak semuanya yaa, cuma emang ada yang begitu. Dan menurut bacaan yang saya baca dari http://gayindonesiaforum.com/gay bahwa sebenernya kecenderungan homoseks itu memang sudah ada diotak laki-laki yang menjadi gay. Sama halnya seperti kita yang heteroseks yang sejak awal atau sejak kita sudah bisa merasakan bahwa kita lebih tertarik dengan beda jenis. Inherent. Lebih jelasnya silahkan buka aja link-nya.

Terlepas dari semau faktor itu semua, yang mau saya sampaikan adalah being different will not kill you!
Trust your self, and others will follow. Bahwa yang menilai manusia seutuhnya hanya Tuhan, so don't be afraid to be different. Selama kamu berguna buat orang lain, makanya perbedaan bukan wacana untuk diperdebatkan. Karena toh Tuhan memang menciptakan manusia berbeda-beda.

Komentar

  1. omaigudnes....

    jadi inceran lu orientasi seksnya menyimpang yu? *pukpuk*
    tapi so far gw salut die brani jujur ama lu yu.. dan emang mreka ada dan bukan untuk dikucilkan.

    merit? lu mau ga jadi calon pengantinnya? ;p
    hahahaa,
    kayanya living alone itu lebih menyenangkan yu..
    *kecuali lu mau,, hahhaa ;p

    oiye.. nah gini dong fontnya lebih nyaman dimata..

    BalasHapus
  2. inceran gw bukan yg menyimpang baaang
    mksdnyee, alangkah better-nya kalo cowok" yg mrasa kalo dirinya menyimpang itu lebih terbuka.
    jadi biar gw kaga salah pedekatee
    udh demen demen, eh gtawnya malah menyimpang.
    jaaaahh
    kan ribet di gw .


    yaa, itu diya salah satu temen gw yg paling frontal yg pernah gw temuin .
    jempol!
    temen lu ada gak yg bgitu bang ?
    mantep yeee

    BalasHapus
  3. Gay?? Biasanya sih badannya bagus, cakep, bersih, wangi dan rapi. Bukan gue bangeeeet....... Yeaayy!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer