Berhijab : Kualitas Atau Eksistensi

Sebenarnya, agak malas juga memposting ini. Tapi, karena saya betul-betul kepingin makanya dengan segala alibi saya posting juga. Ada hal-hal yang mengusik batin saya untuk sedikit agak 'nyolot' supaya nantinya tulisan ini menjadi pengingat saya.

Jadi begini, seperti judulnya sudah pasti yang saya ributkan adalah tentang berhijab. Mungkin terdengar aneh ya saya meributkan tentang hijab padahal saya bukan hijaber. Kesambet iblis mana saya bisa sebelagu ini menuliskan hal yang saya sendiri tidak lakukan(berhijab). Yah, beberapa alasan sepele melatarbelakangi "keributan" ini. Namun sebelum saya bocorkan alasan-alasan tersebut, ada baiknya kalau kita menilik barang sedikit tentang hakikat hijab itu sendiri.

Menurut bahasa Arab hijab itu berarti penutup atau penghalang. Hijab adalah salah satu bentuk pakaian yang disyariatkan oleh oleh agama islam bagi para muslimah. Sebagaimana yang tertera di Al-Qur’an:
….katakanlah kepada wanita-wanita beriman: “Hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan memelihara kehormatan mereka, kecuali yang lazim tampak. Dan hendaklah menutupkan kudung-kudung (kerudung) mereka pada mereka pada dada mereka. Dan janganlah memperlihatkan perhiasan-perhiasan mereka kecuali pada suami-suami mereka. (An-Nur 31)

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, putri-putrimu dan isteri-isteri kaum mukminin, supaya mereka menutup baju kurung mereka ke seluruh tubuh mereka. Demikian itu adalah untuk lebih dikenal, sehingga mereka tidak diganggu“. (Al-Ahzab 59)

Dari penjelasan ayat-ayat tersebut diatas yang saya copy paste dari sebuah sumber,  maka jelas sekali fungsi dan tujuan dari hijab. Hijab berfungsi untuk menutup anggota tubuh (aurat) seperti tangan, kaki, badan kecuali bagian-bagian yang lazim tampak seperti telapak tangan, kaki, dan wajah. Sedangkan tujuan hijab adalah untuk menjaga tubuh wanita dari subordinasi. Jadi yang dimaksud dengan hijab bukan hanya berkerudung tapi lebih dari itu. Maka gamblang sekali, menurut saya, jika hijab sangat mulia fungsi dan tujuannya. Tidak ragu-ragu, saya bahkan menaruh penghargaan tertinggi kepada wanita-wanita yang telah memutuskan untuk berhijab secara benar dan tepat. Beruntunglah laki-laki yang (kelak) beristrikan wanita berhijab karena berarti dia mendapatkan wanita istimewa yang tahu bagaimana menjajakan tubuhnya kepada laki-laki sahnya. Hehehe.. Mantap sekali bahasa saya!

Lalu, apa alasan saya meributkan masalah tentang hijab? Jadi begini.. Sebenarnya saya suka sekali wanita-wanita berhijab. Yang sebenar-benarnya berhijab. Bukan hanya sekedar mengikuti arus mode fashion atau temporary desire untuk tampil lain daripada sebelumnya. Mereka yang sebelumnya telah secara hati dan kepribadian berhijab yang kemudian diteruskan berhijab secara fisik adalah wanita-wanita yang luar biasa. Membuat saya malu, bahkan agak minder. Mereka yang membuat saya iri akan cepatnya proses mereka mendapat pencerahan. Bukan berarti hidup saya gak cerah yaa, hanya saja mereka lebih cerah! Saya iri!

Well, itu tadi pendapat saya tentang wanita-wanita yang sebenar-benarnya hijaber. Kemudian, ada lagi segelintir kaum hijaber yang entah bagaimana mereka malah menodai fungsi dan tujuan mulia dari hijab itu sendiri. Misalnya, karena diterima disuatu tempat kerja dan diharuskan melepas jilbab lantas mau-mau saja. Masa cuma segitu harga diri hijabnya? Lalu ada lagi, berjilbab tapi pakaiannya malah terkesan sensual. Ketat, membentuk tubuh, bahkan kadang agak transparan. Harusnya, hijab itu menutupi bagian-bagian tubuh yang secara visual berpotensi menimbulkan pikiran negatif, misalnya buah dada yang sintal dan pantat yang berisi. Bahkan ada juga yang sebentar berjilbab, sebentar tidak. Buat saya, hijab itu bukan main-main. Buat saya, hijab itu kemuliaan. Dan yah harus saya akui kalau hijaber macam itu bikin risih sebenernya, tapi mau gimana lagi. Toh, saya juga bukan orang  suci. Tapi setidaknya saya punya prinsip teguh bahwa hijab itu adalah nilai tertinggi dari cara wanita berpakaian. Dan saya belum mencapai level itu! Masih proses, masih mencari. Hanya saja, mbok ya kalau sudah berhijab jangan terus karena hal-hal konyol dilepas lagi walaupun untuk sementara. Setidaknya, bukan begitu caranya menunjukkan eksistensi. Mungkin ada juga yang mengganggap bahwa hijab adalah pengekang, penghambat, atau bahkan perusakpemandangan. Pengekang, karena mengekang atau membatasi gerakan. Penghambat, karena menghambat datang pekerjaan. Perusakpemandangan, karena harusnya tubuh wanita itu dinikmati semaksimal mungkin. Tanpa dibatasi atau dihalangi oleh apapun. Saya bahkan pernah mendengar rekan kerja saya yang berkelamin laki-laki, sebut saja Doni, berceloteh tentang seorang rekan kerja yang lain(wanita). Entah mengapa ditelinga saya terdengar seperti pelecehan paling nista walaupun mungkin saja maksud dia hanya bercanda. Dia berkata begini.. "Si Susan (nama disamarkan) berjilbab tapi binal yaa..". It's like, stab me in the heart! Sungguh saya paham  mengapa teman saya Doni berkata seperti itu tentang Susan, sebab Susan suatu kali pernah tampil menari untuk acara kantor. Dan dia menanggalkan hijabnya, untuk kemudian berganti dengan hotpant! Maka amat wajar jika Doni bisa berceloteh seperti itu. Celotehan Doni merupakan tamparan keras buat saya, juga mungkin buat wanita lain yang membaca ini. Bahwa kelak, saya harus benar-benar siap berhijab bukan karena keinginan siapapun, tapi memang karena diri dan hati saya telah siap memasuki fase hidup tertinggi dalam cara berpakaian dan cara hidup!

Maka dari fenomena diatas bisa dikatakan berhijab itu perkara kualitas atau eksistensi. Merekalah dan Tuhan yang tahu pasti, apakah hijab mereka merupakan bentuk dari perwujudan kualitas atau eksistensi. Dan kita, termasuk saya, yang akan menjadi komentatornya. Buat kalian yang gak sengaja membaca 'keributan' saya dan merasa tak sekata, boleh bungkam saya. Setuju dan tidak setuju itu sangat wajar, manusiawi, dan normal. Karena proses hidup tidak selalu tanpa cela, harus ada kaum-kaum oposisi untuk membuat hidup lebih berarti.



DAFTAR PUSTAKA

http://hijabers.blog.unissula.ac.id/2012/01/19
http://bordirkawalu.blogspot.com/2012/11

Komentar

Postingan Populer